RANGKUMAN MATERI PRAKARYA KELAS 9 BAB 5 KERAJINAN FUNGSI PAKAI (SEMESTER 2)
A. Prinsip Kerajinan Fungsi Pakai
Sejarah kehidupan manusia telah membuktikan bahwa keberadaan artefak senantiasa
menjadi bagian dari perjalanan kehidupan
manu sia dan mengisi pasang surut tata
kehidupan manusia. Sampai sekitar 40.000
tahun sebelum Masehi, kekaryaan manusia
cenderung condong kepada kekuatan
pemaknaan dan juga pemanfaatan praktisnya.
Mulai dari kehidupan yang paling sederhana,
primitif, sampai ke tata kehidupan maju, modern,
proses rekayasa wujud artefak pun akan selalu
muncul dipengaruhi pola pikir manusia, budaya,
dan lingkungan untuk merealisasikannya dalam
wujud nyata.
Manusia adalah insan yang senantiasa
mendambakan kehidupan yang selaras dan
menyenangkan lahir batin. Manusia dengan
segala pengetahuan dan pengalamannya
akan selalu mengupayakan kebahagiaan dan
kenyamanan. Pengalaman hidup merupakan
bagian yang tidak dapat diabaikan maupun
dilupakan begitu saja. Kekayaan pengalaman
menjadi sumber inspirasi dalam pembuatan
karya kerajinan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan
penampungan hasil segala pemikiran manusia
yang berintegrasi dengan pengalaman dan
pengetahuan dalam bentuk konsep. Desain
merupakan bagian penting dalam mengawali
proses pembuatan kerajinan fungsi pakai.
Desain memiliki peran yang strategis. Desain
atau rancangan dituangkan dalam bentuk
konsep tertulis dan gambar.
Indonesia merupakan negara yang memiliki
kekayaan kerajinan sebagai adikarya bangsa.
Beragamnya budaya Indonesia menyebabkan
kriya Indonesia beragam, unik, dan berkarakter
kedaerahan. Tentunya ini memengaruhi penciptaan desain kerajinan fungsi pakai.
Pada proses pembuatan kerajinan, nenek
moyang kita tidak lepas dari pemaknaannya
selain fungsi artefak itu sendiri. Hal ini memengaruhi proses dalam mendesain sebuah
karya. Maka, penting untuk diketahui berbagai
pemaknaan yang ada pada setiap benda
kerajin an untuk menghindari terjadinya
pelanggaran nilai-nilai tradisi pada karya itu
sendiri. Di era perkembangan teknologi saat ini,
makna simbolik dalam produk kerajinan agak
terabaikan karena masyarakat lebih menjunjung
tinggi nilai manfaat serta estetikanya saja. Agar
kerajinan Indonesia tetap menjadi primadona
kekayaan bangsa Indonesia, perlu upaya
pelestarian dan perhatian dari berbagai pihak.
Bahan dasar yang dapat digunakan
sebagai kerajinan sudah kamu pelajari pada
semester satu, yaitu dapat dibuat dari bahan
alam, bahan buatan, bahan limbah organik,dan
bahan limbah anorganik. Semua bahan dapat
diperoleh dari alam, maupun diolah sendiri,
bahkan hingga memanfaatkan bahan limbah
yang ada di lingkungan sekitar. Seorang perajin
hanya memerlukan ketekunan untuk dapat
menciptakan sebuah produk kerajinan yang
dapat dinikmati banyak orang dan bernilai jual.
Adapun bahan-bahan yang dimaksud tadi
terdapat pada buku teks semester satu, masih ingatkah kamu? Pelajarilah kembali agar kamu
dapat memperoleh pemahaman. Dari berbagai
macam bahan dasar untuk memproduksi
kerajinan seperti bahan alam, bahan buatan,
bahan limbah organik basah dan kering, serta
bahan limbah anorganik lunak dan keras, masih
banyak pula teknik yang digunakan untuk bekerja
dalam membuat kerajinan tersebut. Kamu telah
mempelajari teknik batik, jahit aplikasi, sablon,
dan sulam. Pada semester dua ini, kamu
akan mempelajari teknik yang lainnya, yaitu
makrame, rajut, jahit, dan tenun. Setiap teknik
memiliki kekhasan sesuai dengan karakteristik
bahan dasar yang digunakan juga sesuai fungsi
dari kerajinan yang dibuat. Teknik pengerjaan
sebuah kerajinan pun dipengaruhi oleh alat yang
dipakainya. Sebuah alat dapat mempercepat
dan mempermudah produksi kerajinan. Kita
harus mengenal berbagai teknik dan alat yang
digunakan sesuai dengan bahan dasar yang
digunakan. Kekayaan bahan dan alat produksi
ini membuat hasil produk kerajinan Indonesia
menjadi sangat bervariasi. Kita perlu mensyukuri
karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa
ini.
Banyaknya perwujudan produk kerajinan
tersebut tidak lepas dari gagasan ataupun ide
manusia yang dapat berawal dari suatu pikiran
dan kehendak melalui tindak cipta karsa. Apa yang selanjutnya dihasilkan dapat merupakan
seperangkat karya dengan muatan pesan tertentu yang sangat ditentukan oleh penciptaan
kreatif manusia. Oleh sebab itu, pesan yang
dapat kita peroleh berdasarkan proses berkarya
ini dapat kita pilah sebagai berikut.
a. Produk dengan pesan yang bersifat
fungsional.
b. Produk dengan pesan yang bersifat
informatif.
c. Produk dengan pesan yang bersifat
mengingatkan (menyiratkan).
d. Produk dengan pesan yang bersifat
meningkatkan prestise (gengsi).
3. Unsur Rancagan
Proses pembuatan sebuah produk kerajinan
tidak terlepas dari salah satu unsur penting,
yaitu bagaimana melakukan pertimbangan
saat membuat rancangan atau desain yang
dapat melibatkan berbagai aspek teknologi
serta mengandung tanggung jawab terhadap
budaya bangsa Indonesia. Sebagai perancang
atau desainer sebuah produk kerajinan, banyak
faktor yang perlu menjadi bahan acuan dan
pertimbangan agar produk kerajinan yang
diciptakan menjadi karya yang terbarukan dan
bukan sekadar memperbanyak kuantitas belaka.
Adapun faktor-faktor permasalahan objektif
yang diperlukan untuk diketahui sebelum perancangan adalah sebagai berikut.
a. Faktor Teknis
- metode produksi yang handal
- penerapan daya mesin atau manual, dan
- tingkat kemahiran sumber daya
manusianya.
b. Faktor Ekonomis
- pemasaran yang tahan persaingan,
- sistem pemasokan atau distribusi,
- kebijakan penciptaan (hak cipta),
- nilai jual dan keberadaan suku cadang
(sumber daya bahan dan alat), serta
- selera masyarakat terhadap produk
tersebut.
c. Faktor Ergonomis
- kenyamanan
- keamanan
- kesesuaian
- kepraktisan
d. Faktor Sains dan Teknologi
- terdapat unsur kebaruan atau temuan
baru (inovasi atau modifikasi)
- selalu mengikuti perkembangan
pengetahuan dan teknologi
e. Faktor Estetika
- menampilkan bentuk keindahan
- memiliki daya pikat
- terjadi keserasian
- penggarapan yang rinci/detail
- perupaan atau pewarnaan
- kesan atau gugahan yang ditampilkan
f. Faktor Kondisi Lingkungan
- nilai budaya
- kondisi lingkungan atau wilayah setempat
Pengetahuan dan wawasan yang telah
kamu peroleh mengenai bahan dan proses
dalam berkarya kerajinan yang telah dipelajari
sebelumnya, kemudian dilengkapi dengan
pengetahuan desain akan dapat menghasilkan
penciptaan karya yang lebih berkualitas. Apa
yang telah menjadi pengalaman hidup tentunya
merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan
maupun dilupakan begitu saja. Tingkatkanlah
pemahamanmu untuk melakukan penciptaan produk kerajinan fungsi pakai dan modifikasinya.
B. Produk Kerajinan Fugsi Pakai
1. Makrame
Makrame adalah salah satu produk
kerajinan yang berasal dari keahlian merangkai
tali. Makrame berarti kerajinan simpul tali.
Dengan keahlian menyimpul tali baik dua
buah tali, empat buah tali, dan sebagainya sehingga menghasilkan sebuah karya kerajinan
yang selain berfungsi sebagai benda pakai
juga mempunyai nilai seni yang menarik.
Sudah banyak produk yang dihasilkan dari
kerajinan makrame yang dijual di pasaran sebagai
benda pakai, khususnya sebagai aksesoris untuk
menambah kecantikan perempuan di dalam
penampilannya, diantaranya sabuk, gelang,
kalung, kerudung, tas tangan, dompet.
Makrame diyakini berasal dari penenun
Arab abad ke-13. Para perajin makrame
membuat simpul dari banyak benang sampai
tepi kain dengan menggerak-gerakkan tangan
hingga terbentuk anyaman benang yang
dekoratif berupa handuk, syal, dan kerudung.
Kata macramé berasal dari bahasa Arab
migramah (مقرمة), diyakini berarti “handuk
bergaris-garis”, “hias pinggiran” atau “selubung
bersulam”. Seni makrame dibawa ke Spanyol,
dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa.
Makrame diperkenalkan ke Inggris pada
akhir abad ke-17. Para pelaut mengerjakan
kerajinan makrame sambil berlayar dan dijual
atau diperdagangkan ketika mereka mendarat,
sehingga tersebarlah seni ini ke tempat-tempat
seperti Cina dan belahan dunia lainnya.
Makrame yang paling populer di zaman Victoria terdapat dalam Sylvia’s Book Macrame
Lace (1882). Buku tersebut memaparkan teknik
mengerjakan hiasan pada makrame dengan
warna hitam dan warna pilihan, baik untuk dipakai di rumah, taman, pesta, pantai, sebagai aksesories rumah-tangga, dan lain-lain. Meskipun beberapa waktu kemudian kegemaran untuk makrame memudar, tetapi populer kembali
pada awal tahun 1900. Makrame dalam perkembangannya juga dipergunakan untuk membuat
hiasan dinding, pakaian, celana pendek, taplak
meja, gorden, gantungan tanaman, dan perabotan lainnya.
Perhiasan makrame menjadi populer di
kalangan neo-hippie Amerika dan kerumunan
grunge mulai pada awal tahun 70-an yang
sangat dominan menggunakan simpul persegi
dan simpul granny. Jenis ini sering dipakai untuk
membuat perhiasan tangan dengan manikmanik, kaca, dan unsur-unsur alami seperti
tulang dan kulit. Kalung, gelang tangan, dan
gelang kaki menjadi bentuk makrame yang
paling populer pada masa itu.
2. Rajut
Pernahkah kamu mendengar cerita tentang merajut yang digambarkan nenek tua yang duduk di kursi goyang dengan kacamata tebal dan gulungan benang rajutan dipangkuannya?
Bagi sebagian orang, bayangan seperti ini masih kuat melekat di pikiran. Merajut sering diidentikkan dengan kegiatan orang tua. Namun untuk sebagian besar orang zaman sekarang, stereotype seperti itu sudah lama pudar. Sekarang, merajut menjadi tren tersendiri bagi kaum muda yang kebetulan mulai jatuh cinta dengan rajutan. Dengan ditandai tumbuh dan berkembangnya komunitas merajut di berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, komunitas merajut di kota-kota Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Bagi kaum yang awam dengan rajutan, melihat proses merajut sepertinya rumit dan melelahkan. Namun, begitu ada dorongan kuat untuk mencoba dan merasakan prosesnya, tidak jarang menjadi ketagihan untuk terus merajut. Ada perasaan sedikit penasaran tentang rajutan sudah cukup bagi seseorang untuk ikut menyimak serba-serbi dunia rajutan.
Konon, kegiatan merajut ini pertama kali dilakukan oleh kaum pria di tanah Arab di Timur Tengah untuk membuat permadani yang diperdagangkan. Keterampilan merajut tersebut dari masa ke masa kemudian menyebar ke penjuru dunia, mulai dari Asia, Eropa, Amerika dan ketika Belanda menjajah Indonesia, keterampilan merajut juga secara tidak langsung dikenalkan dengan istilah hakken (merenda) dan breien (merajut). Seiring perjalanan waktu dari masa ke masa, kaum perempuan semakin banyak menggemari melebihi kaum pria.
Dengan keterampilan tangan dan ketekunan kita pasti akan senang ketika berhasil membuat rajutan sesuai yang dikehendaki. Produk-produk yang biasanya dibikin rajutan, yaitu topi, kaus kaki, sarung tangan, sepatu bayi, baju, syal, tas, dompet, bros, baju hangat, selimut, dan lain lain. Selain bisa menghasilkan ketika menekuni hobi merajut ini, ternyata ada manfaat lain dari kegiatan merajut ini. Saat merajut, tanpa sadar, kita melatih fokus, kesabaran dan ketekunan sehingga menyehatkan pikiran dan membuat badan lebih terasa santai. Maka sebaiknya saat merajut, gunakan waktu luangmu.
Untuk membuat rajutan, bahan dasar yang digunakan adalah benang. Benang yang digunakan untuk merajut banyak jenisnya, dari yang berharga murah sampai mahal sesuai kualitas dan kebutuhannya. Ada benang katun
yang bertekstur halus dan lembut, ada benang rayon, benang akrilik, benang mohair yang berbulu dan cocok untuk membuat syal.
Membuat rajutan sangat mengasyikkan jika kamu membuat produk yang fungsinya sangat dibutuhkan olehmu sendiri. Oleh sebab itu, pilihlah bentuk rajutan yang sederhana yang mampu kamu lakukan, misalnya sarung HP, tempat pensil, bandana, tas tangan, atau syal. Berikut ini tahap-tahap pembuatan rajutan bentuk bros yang menggunakan jarum hakpen.
Sumber : bukupaket.com dan Kemendikbud
Pernahkah kamu mendengar cerita tentang merajut yang digambarkan nenek tua yang duduk di kursi goyang dengan kacamata tebal dan gulungan benang rajutan dipangkuannya?
Bagi sebagian orang, bayangan seperti ini masih kuat melekat di pikiran. Merajut sering diidentikkan dengan kegiatan orang tua. Namun untuk sebagian besar orang zaman sekarang, stereotype seperti itu sudah lama pudar. Sekarang, merajut menjadi tren tersendiri bagi kaum muda yang kebetulan mulai jatuh cinta dengan rajutan. Dengan ditandai tumbuh dan berkembangnya komunitas merajut di berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, komunitas merajut di kota-kota Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Bagi kaum yang awam dengan rajutan, melihat proses merajut sepertinya rumit dan melelahkan. Namun, begitu ada dorongan kuat untuk mencoba dan merasakan prosesnya, tidak jarang menjadi ketagihan untuk terus merajut. Ada perasaan sedikit penasaran tentang rajutan sudah cukup bagi seseorang untuk ikut menyimak serba-serbi dunia rajutan.
Konon, kegiatan merajut ini pertama kali dilakukan oleh kaum pria di tanah Arab di Timur Tengah untuk membuat permadani yang diperdagangkan. Keterampilan merajut tersebut dari masa ke masa kemudian menyebar ke penjuru dunia, mulai dari Asia, Eropa, Amerika dan ketika Belanda menjajah Indonesia, keterampilan merajut juga secara tidak langsung dikenalkan dengan istilah hakken (merenda) dan breien (merajut). Seiring perjalanan waktu dari masa ke masa, kaum perempuan semakin banyak menggemari melebihi kaum pria.
Dengan keterampilan tangan dan ketekunan kita pasti akan senang ketika berhasil membuat rajutan sesuai yang dikehendaki. Produk-produk yang biasanya dibikin rajutan, yaitu topi, kaus kaki, sarung tangan, sepatu bayi, baju, syal, tas, dompet, bros, baju hangat, selimut, dan lain lain. Selain bisa menghasilkan ketika menekuni hobi merajut ini, ternyata ada manfaat lain dari kegiatan merajut ini. Saat merajut, tanpa sadar, kita melatih fokus, kesabaran dan ketekunan sehingga menyehatkan pikiran dan membuat badan lebih terasa santai. Maka sebaiknya saat merajut, gunakan waktu luangmu.
Setelah kamu memahami tentang kerajinan
merajut. Kita akan mempelajari alat produksi
rajutan.
a. Alat Produksi Rajutan
Alat produksi untuk merajut terdiri dari:
b. Bahasan Produksi Rajutana. Alat Produksi Rajutan
Alat produksi untuk merajut terdiri dari:
Untuk membuat rajutan, bahan dasar yang digunakan adalah benang. Benang yang digunakan untuk merajut banyak jenisnya, dari yang berharga murah sampai mahal sesuai kualitas dan kebutuhannya. Ada benang katun
yang bertekstur halus dan lembut, ada benang rayon, benang akrilik, benang mohair yang berbulu dan cocok untuk membuat syal.
Membuat rajutan sangat mengasyikkan jika kamu membuat produk yang fungsinya sangat dibutuhkan olehmu sendiri. Oleh sebab itu, pilihlah bentuk rajutan yang sederhana yang mampu kamu lakukan, misalnya sarung HP, tempat pensil, bandana, tas tangan, atau syal. Berikut ini tahap-tahap pembuatan rajutan bentuk bros yang menggunakan jarum hakpen.
Sumber : bukupaket.com dan Kemendikbud